Menjadi Seorang Pendidik adalah Pengalaman Yang Berharga


 Pendidikan Karakter Yang Berharga


"Menjadi Seorang Pendidik adalah Pengalaman Yang Berharga"
Ceritanya perfotoan kelas


 Perjalanan demi perjalanan telah dilewati, pengalaman demi pengalaman suda mulai ditampung untuk mengemban amanat yang telah diberikan. Tiap hembusan nafas yang telah dihirup akan dipertanggung jawabkan. Teringat canda tawa mereka yang terkadang membuat diriku rindu akan ibu ku yang jauh disana. Ada isak tangis mereka dengan aduan yang lucu juga membuat tertawa dalam hati, ditimpali dengan wali santri yang selalu menayakan akan kabar putranya yang sedang menjalani berporses menuju dewasa.

Ibuku mengajarkanku banyak hal. Dengan menjadikan mereka sebagai  tempatku belajar menjadi orang dewasa, bukan hanya orang dewasa, harus siap untuk menjadi teman, kakak, bahkan seakan akan menjadi orangtua mereka yang menjaga 24 jam tanpa batas, mulai dari tidur sampai tidur kembali, sungguh pengalaman yang sangat berharga yang aku dapatkan dari mereka.
Bagaimana tidak,  nama yang dikenal  oleh mbok BKSM karena anak didiku banyak dan berurutan yang sakit, mulai dari jarban, cacar, asma, tipes sampai yang jatuh dari lantai 4 gedung robitoh.  Ingin tersenyum ketika mengingat dulu ada anak didikku yang terkena sakit usus buntu, ketika itu jam 12 malam di BKSM, biasa disebut balai kesehatan santri dan masyarkat, aku suka memanggil mereka dengan sebutan anakku,,karena ada kedekatan yang mengikat antara seorang pendidik dan anak didik ketika ada panggilan atau sebutan anak untuk mereka. Malam tiba dan anaku yang sakit usus buntu baru makan malam sedikit, lalu kutawarkan untuk makan kembali, dia berbaring dan kududukkan, sesuap dua suap yang berlanjutan bisa mengisi perut yang kosong, walaupun aku bukan ibunya namun aku berharap aku bisa bermanfaat buat orang lain, menyuapi seperti anak sendiri, padahal tak ada hubungan dara sedikitpun namun pendidikan di sini mengajarkan akan hal itu, semua orang adalah saudara. Selesai makan, diapun ingin ke kamar mandi, waktu menunjukkan jam setengah satu malam, nampaknya anaku tak bisa berjalan dari hamparan kasur di BKSM, tanpa pikir panjang akupun mengendongnya dan mengantarnya ke tolilet, sampai kembali dan menunggui sampi dia tertidur. Paginya orang tua anaku sudah sampai di pondok dan siap untuk di operasi, satu hal yang masih ku ingat ketika itu kau harus pergi ke jember atas tugas kuliahku bersama kawanku. Dan aku izin tak bisa menemani anak didiku operasi, satu hal yang ditanyakan anak didiku “ustadz..operasinya sakit g ya ustadz” aku jawab, ndak sakit kok Cuma sedikt yang penting selalu berdo’a, ustaz izin ndak bisa nemani karena ada tugas pondok.
Alhamdulillah operasinya lancar dan Alhamdulillah bisa beraktifitas seperti semula. Bagiku ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagiku disaat umurku masih 19 th.
Tak sampai disitu, anakku yang dari Malaysia, ketika ujian muroja’ah, tepatnya pelajaran geografi yang sedang diujikan. Dari awal ujian sampai akhir kulihat kertas jawaban masih kosong, isak tangis dan air mata mulai bercucuran, dan wajah mulai menunduk ke meja. Sampai anak-anak yang lain pulangpun dia tak mau pulang. Setelah semuanya pulang dan tinggal dia seorang diri, baru aku mulai duduk disampingnya dan menanyakan, “kenapa nagis nak?” tetap diam tanpa kata, kulihat kertas jawaban masih kosong. Dan akhrinya mau bicara jg dengan bahasa Malaysia. Yang membuat dia menangis adalah ketidakfahaman soal pertanyaan mata pelajaran geografi karena menggunakan bahasa Indonesia.  Walaupun faham tapi masih sedikit, akhirnya sedikit tasji’ ghonam (motivasi) akhirnya mau pulang namun harus diantar sampai asrama. Hehehe seperti bapak yang baru jemput anaknya pulang sekolah. Mungkin hal ini juga pernah dirasakan temen-temen yang pernah menjadi wali kelas 1. Lucu dan membahagiakan
Kalau kata orang dulu yah namanya anak kecil, waktunya bermain dan experien, belajar malam sudah tiba, seperti biasanya jam 8 mereka sudah ada di tempat belajar malam, tepatnya di gedung sudan, entah kenapa mereka lari larian kejar kejaran, dan akhrinya gubrak jatuh hidungnya mencium lantai, abis itu yang kelaur saus merah, tanpa pikir panjang BKSM lagi yang di tuju. Lucu sih lucu tapi terkadang kasian juga melihatnya. Sambil menghibur sambil ku ajak bercanda agar dia lupa hidungnya sedag  bermasalah.
Ini yang paling dahsyat, pagi itu jam 6 semua anak anakku datang kekamar untuk belajar pagi, 2 anak didikku izin untuk piket kelas, memebersihkan kelas, aku izinkan untuk mengerjakannya, ku bilang hati-hati  yah. Semua tugas yang diberikan oleh pondok akan kembali Kediri kita pribadi. Setelah jam 7 akupun bersiap siap untuk mengajar di beberpa kelas, namu Handphone bordering sampai sekian kali, dari staf pengasuhan santtri sampai kawan kawan dekatku, ku angkat telpon “ustad anak antum jatuh dari lantai tiga tadi pagi jam 6” aku pikir masak, mungkin anak kelas lain, karena tadi pagi semua ngisi absen, aku masih berfikir seperi itu, dan ketika jam mengajar di kealsku sendiri tempatnya di lantai 4 gedung robitoh, kuliat satu persatu kok ada yang kurang satu orang, aku Tanya ke anak anak “ Bayu mana akhi?” ada suara kecil menjawab, “disamping ustadz” ternyata benar anak yang jatuh dari lantai 4 adalah anakku, akupun langsung mengambil motor dan datang ke BKSM untuk melihat anaku, ternyata sudah dibawa ke rumah sakit ponorogo, akupun melesat dengan spedamotorku, dengan fikiran yang aneh aneh, bisa dibayangkan, jatuh dari lantai 4 gedung robitoh, sambil berdzikir dan berdo’a sepanjang jalan. Sesampai di rumah sakit aku langsung menanyakan ke bagian resepsionis, dan menuju kamar tempat anakku ditangani, sampai di ruang itu, kubuka pintu dan tirai, dan ternyata ….dia melihatku begtu khawatir, dan dia malah tersenyum sambil bilaang “ustadz..hehehe”  kamu ini ustadz khawatir malah senyum gitu. Sedikit jahitan di bagian kepala dan tangan. Alhamdulillah setelah beberapa bulan sembuh kembali beraktifitas jatuh dari lantai 4 dan terjun di atap kandang kambing milik warga sekitar. Kandang ambrol, namun allhamdulilah anakku tidak terluka parah.


"Menjadi Seorang Pendidik adalah Pengalaman Yang Berharga"
Persiapan Hias Kelas


"Menjadi Seorang Pendidik adalah Pengalaman Yang Berharga"
Climbing dulu guys

"Menjadi Seorang Pendidik adalah Pengalaman Yang Berharga"
Futsal

"Menjadi Seorang Pendidik adalah Pengalaman Yang Berharga"
Perkajum jangan lupa

"Menjadi Seorang Pendidik adalah Pengalaman Yang Berharga"
cerdas cermat, yang penting yakin guys

"Menjadi Seorang Pendidik adalah Pengalaman Yang Berharga"
g mau kalah suporternya paling rame buat CC


"Menjadi Seorang Pendidik adalah Pengalaman Yang Berharga"

Semua itu menjadi pengalaman berharga bagiku, bagi mereka dan bagi temen temen yang membaca.  Semua yang mereka lakukan wajib diketahui, mulai sudah mandi atau belum, sudah pakai parfum atau belum sudah pakai minyak rambut atau belum, sampai yang belum sarapan pernah sesekali diberi hukuman, kemudian baru kita makan bersama.

Namun sekarang mereka sudah tumbuh besar dan dewasa menjadi kelas enam, kelas enam yang creative, meliliki banyak ide, menjadi teladan bagi adik kelasnya, Guardian Generation selamat dan sukses untuk anak-anak yang telah berproses sukses panggung gembira dan segala event yang ada, suskses dunia akhiat.

"Menjadi Seorang Pendidik adalah Pengalaman Yang Berharga"
Gladi Kotor Panggung Gembira Guardian Generation 693

"Menjadi Seorang Pendidik adalah Pengalaman Yang Berharga"
Gladi kotor Panggung Gembira Guardian Generation 2019


Comments

  1. Assalamu'alaikum, Btw ana Guardian Ustadz, Keep Posting tadz
    https://vedadhiyaulhaqqi.blogspot.com/

    ReplyDelete
  2. Semua kan indah pada waktunya...

    ReplyDelete

Post a Comment

Advertisement

Popular posts from this blog

Contoh Surat Permohonan Untuk Pembuatan Referensi Bank

5 Unsur Kecerdasan Emosi Menurut Daniel Goleman

Rumah Makan Unik Yogyakarta, “Kampoeng Mataraman” dengan Menu ala Rumahan