KEWAJIBAN UNTUK MENDIDIK


"KEWAJIBAN UNTUK MENDIDIK"KEWAJIBAN UNTUK MENDIDIK

Dizaman sekarang ini banyak sekali keluarga yang membiarkan putra putrinya untuk pergi kesekolah tanpa memikirkan apa yang seharusnya diberikan yang terbaik untuknya. Yang hanya difikirkan adalah mengutamakan kepentingan bekerja, bisa memberikan segala yang diinginkan putra-putrinya selebihnya kurang dari perhatikan.
Pada hakikatya pendidikan dimulai dari bayi lahir, tumbuh menjadi anak-anak. Belajar merangkak, berjalan dan berbicara. Melihat apa yang dikerjakan oleh kedua orang tuanya adalah pengalaman yang berharga yang akan diserap dan diingat dikemudian harinya.
Contoh kecil seorang anak yang melihat orang tuanya berkata kata “IBU” maka anak akan selalu menirukan perkataan “”Ibu” untuk memanggil orangtunya begitupun ayah. Semua apa yang dilihat, apa yang di dengar dan apa yang dirasakan menjadi pendidkan baginya.
Dalam filsafat pendidkan progresivisme memandang dunia sebagai realitas empiris, yaitu kenyataan yang menjadi ajang eksperimen proses kehidupan maniusia. Realitas adalah apa yang dialami dan dirasakan oleh manusia. Dengan demikian, realitas dalam pandangan para filososf pendidikan pragmatisme bersifat ekperimental. Dari sebuah pengalaman yang didapat mulai dari lahir sampai beranjak dewasa.
Jika anak mendapatkan nilai yang kurang baik, bukan berarti guru yang salah, bisa jadi ada pengaruh dari keluarga, bisa jadi ada pengaruh lingkungan, bisa jadi anak tersebut sedang memiliki masalah pribadi yang dipendam selama ini. Banyak hal yang akan mempengaruhi sukses tidaknya pendidikan.
Orang tua yang baik, guru yang baik, teladan yang baik inshaaAllah akan menjadikan anak-anaknya baik pula. Semua ini adalah kewajiban dari seluruh elemen untuk mendidik putra putrinya, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang artinya :”Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya, dan istri juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian akan dimintai pertnggungjawabannya atas kepemimpinannya”.
Mendidik anak dengan cara-cara yang baik dan sabar agar mereka mengenal dan mencintai Allah yang menciptakannya, mencintai Rasulullah SAW yang pada diri beliau terdapat suri tauladan yang mulia. Serta agar mereka mengenal dan memahami islam untuk diamalkan. Ajarkanlah tauhid, yaitu bagaimana mentauhidkan Allah, dan jauhkan serta laranglah anak dari perbuatan syirik.
Pendidikan sangatlah penting untuk diberikan kepada putra-putri mulai dari kecil, untuk membentuk karakter yang baik butuh suatu perjuangan yang harus dilakukan. Prinsip survival, yaitu bagaimana manusia mengungkap hakekat realitas dalam proses perjuangan hidupnya yang bersifat dinamis. Pandangan seperti ini sebenarnya berkaitan dengan teori evolusi manusia, bahwa hidup adalah proses perjuangan terus menerus, begitu pula proses pendidikan. Dan hasil perjuangan adalah kesusksesan wa malladztu illa ba’da ta’abi tidak ada kesenangan kecuali setelah kesusahan.

Tri Utafianto,
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta



Comments

Advertisement

Popular posts from this blog

Contoh Surat Permohonan Untuk Pembuatan Referensi Bank

5 Unsur Kecerdasan Emosi Menurut Daniel Goleman

Rumah Makan Unik Yogyakarta, “Kampoeng Mataraman” dengan Menu ala Rumahan