Air, Batu dan Anak didikku
Sungai Malo Air, Batu dan Anak didikku. Oleh : Tri Utafianto/30 April 2016 Pagi yang indah, embun yang sejuk menenangkan hati, kicauan burung kesana kemari sambari pendegaaran ini. Angin sepoi-sepoi melambaikan hembusannya ke selah selah dedaunan belakang sekolah, serasa dunia ini seperti syurga, taman syurga yang dirindukan oleh para hamba-Nya. Lain dengan yang dirasakan oleh fuad, serasa dunia ini kelam tak ada gairah untuk berbuat sesuatu. Fuad adalah anak didiku di lembaga pendidikan yang bersistimkan asrama, kuliat dia melamun di jendela kelas memandang keluar dengan pandangan kosong. Kudekati dia dan kutepuk pundaknya, “fuad, sedang apa kamu?” tanyaku, dengan raut muka yang masih lesu malas dia menjawab “nggak ustadz, ndak apa apa”,. Dalam benak fikiranku dia ada masalah dengan dirinya. “wah,,wah,,pagi pagi gini udah melamun, sedang mikirin apa sih?, nggak mau jujur nih sama ustadz?” sambil kurayu supaya dia mau jujur dan bercerita kepadaku, mungkin ak...