Kyai Rokok
Kyai Rokok
Oleh : Tri Utafianto/19 Januari 2016
Embun pagi yang bisa
ku rasakan pagi ini begitu menggoda, inginku setiap pagi merasakkannya, karena
selain menyejukkan raga juga menyejukkan jiwa. Namaku Fian, umurku 16 tahun,
aku tinggal di pondok pesantren dipedalaman desa yang masih asri dikelilingi pepohonan
hijau.
Bel jam 07.00 pun berbunyi artinya aku harus
segera berangkat ke surau dimana aku dan teman-temanku belajar bersama seorang kyai di pondok ini.
Akupun berjalan menyusuri pepohonan yang rindang, kudapati secarik surat kabar
tergeletak di jalanan. Entah kenapa aku ingin mengambilnya dan membacanya.
Kutelusuri bait demi bait, lembar demi lembar. Akupun tertarik pada beberapa
lembar yang didalamnya membicarakan masalah rokok, dalam artikel itu tertulis,
salah satu organisasi di Indonesia mengatakan bahwa rokok itu tidak boleh
karena banyak mudorotnya atau banyak kerugiannya, sedangkan organisasi yang
satu lagi mengatakan bahwasannya rokok itu boleh saja kan tidak ada dalil yang
melarangnya walaupun mereka tahu bahwa dalam rokok tertulis peringantan bahaya
merokok, namun mereka mempunyai dalih merokok untuk bersosialisasi, atau dalam
istilah jawa cara yang pas untuk berkomunikasi dan menyampaikan unek-unek,
ngopi dan rokok adalah cara orang jawa menikmati hidup dan bercengkrama dengan
kawan.
Akupun makin bersemangat
untuk membacanya, akhirnya lupa diri bahwasannya aku harus cepat-cepat ke surau
untuk belajar bersama kyai. Karena keasikan membaca surat kabar, akupun
terlambat kesuaru. Jalanku mulai gemetaran ketika sudah mendekati surau, aku
takut jika nanti dimarahi kyai karena keterlambatanku ini. Ternyata kyai sudah
melihat diriku dari kejauhan. Terdengar suara kyai memanggil namaku :
Kyai : “Fian”
Fian : “ iya pak
kyai”
Kyai : “kamu dari
mana ? kok sampai terlambat datang kesurau?”
Fian :”hemm anu pak
kyai, saya tadi mendapatkan lembaran surat kabar dijalan, dan keasikan membaca,
akhirnya lupa diri dan terlambat”
sambil merunduk takut dimarahi.
Kyai :” wah, kamu
ini, masak hanya lembaran surat kabar menyebabkan kamu terlambat, pasti ada
sesuatu yang aneh dari lembaran itu”
Fian :”hemmm ndakk
pak kyai, hanya kabar-kabar bisa, tapi ada satu yang membuat saya bingung pak
kyai”
Kyai : “apa itu?”
Fian :” saya agak
bingung pak kyai, dalam surat kabar itu ada dua organisasi yang berdebat
mengenai rokok, keduanya saling
menguatkan pendapatnya masing masing dan saling menghina satu sama lain,
sedangkan kita ketahui menghina itu kan tidak baik walaupun itu musuh kita
apalagi itu saudara kita. Apakah tidak berbahaya nantinya jika saling berdebat
dan saling menghina? Padahal agamanya sama”
Kyai : “fian, kamu
duduk sini bersama kawan-kawanmu”
Fian :” iya pak
kyai” akupun bingung, padahal sudah kujelaskan panjang lebar megenai perdebatan
antara dua organisasi itu, kok aku disuruh duduk bersama dengan kawan-kawanku.
Kyai :” ada suatu
hal yang unik di Indonesia ini, sebenarnya hidup ini itu indah, namun
manusianya yang membuat hidup menjadi tidak menjadi indah. Satu golongan dengan
golongan lain saling menyerang dan saling merendahkan untuk kejayaan
golongannya, walaupun itu tidak boleh dalam agama. Karena ego yang di
kedepankan semuanya menjadi berantakan.”
Aku dan
kawan-kawanku mendenganrkan dengan khidmat sepatah dua patah kata yang pak kyai
sampaikan, agar kami bisa menyerap ilmunya.
Kyai :” bagus sekali
yang dikatakan fian tadi mengenai rokok. Ada cerita, dulu ada tiga seorang
pemuda yang mempunyai kepribadian yang berbeda, pemuda pertama mempunyai
kepribadian suka bermain perempuan, pemuda yang kedua suka minum minuman keras
dan yang ketiga suka merokok”.
Mulailah cerita pak
kyai dan kami meperhatikan patah dua patah kata dari beliau.
Suatu ketika mereka berjalan bersaman,
ditengah jalan tanpa disadari mereka tersandung oleh botol. “klinting-klinting”
suara mengelindingnya botol terdengar, salah satu dari pemuda itu mengambil
botol yang tertendang tadi, meliahtnya agak aneh dan berfikiran bahwasannya
botol ini unik. Digosok gosoklah botol itu sambil dibersihkan karena terkena
debu dan tanah. Ternyata ada yang aneh, botol ini meledak dan keluar asab
bersamaan keuar jin dari dalam botol tersebut, dan jin pun berkata”
Jin : “wahai para
pemuda, kuucapkan terimakasihku untuk
kalian yang sudah membebaskanku dari kurungan botol itu selama sepuluh tahun,
maka dari itu akan aku berikan tiga permohonan untuk kalian”
Tanpa berfikir
panjang para pemuda tadi, satu persatu mengajukan permintaanya.
Pemuda yang pertama
: “wahai jin, berilah aku jenis-jenis wanita dan masukkan diriku ke Gua selama
sepuluh tahun bersama mereka kemudian tutup pintu guanya”
Akhrinya pemuda itu
mendapatkan macam-macam wanita dari seluruh dunia, dan dimasukkan kedalam gua
selama sepuluh tahun. Melihat pemuda yang pertama tadi, pemuda yang kedua tidak
mau kalah seraya berkata:
Pemuda kedua :”
berilah aku jenis –jenis minuman keras ddari seluruh dunia dan mesukkan aku
kedalam gua, tutup selama sepuluh tahun”
Pemuda ketiga
:”akupun tak mau kalah, berilah jenis-jenis rokok dari seluruh dunia dan
masukkan aku kedalam gua, tutup selama sepuluh tahun”
Semua permintaan
ketiga pemuda itu telah dipenuhi, hari demi hari, tahun demi tahun sudah
terlewati. Sampai tahun ke sepuluh dibukalah pintu-pintu gua tersebut.
Kyai :”Gua yang
pertama dibuka, keluarlah pemuda yang pertama dengan tubuh yang sudah kering
dan tinggal menunggu ajal menjemput, karena bermain wanita dilarang agama maka
dari itu kita dilarang untuk melakukannya”
Kamipun masih khidmat mendengarkan petuah
kyai.
Kyai :”Gua yang keduapun
dibuka, keluarlah pemuda itu dengan perut buncit, mata merah dan tinggal
menunggu ajalnya menjemput, karena meminum-minuman keras dilarang oleh agama,
maka dari itu kita dilarang untuk melakukannya”
Kamipun penasaran
dengan pemuda yang ketiga, akhirnya pak kyai menyebutkannya juga.
Kyai :”sedangkan gua
yang ketiga ini dibuka, subhanallah pemuda ketigapun keluar dengan badan
sehat,gemuk membentuk”
Seketika itupun kami
terbengong oleh perkataan pak kyai, dan membuat bingung kami, pak kyai pun
tersenyum sambil berkata.
Kyai :”seraya pemuda
itu memukuli jin dan berkata.” Jin goblok, kamu nagsih rokok selama sepuluh
tahun tanpa korek”
Sedikit kami terdiam
beberapa saat, dan tertawa terbahak-bahak mendengarkan penjelasan pak kyai
tadi, ternyata pemuda ketiga hanya diberi macam-macam rokok tanpa ada korek,
gimana mau nyalain rokok coba,hemmmmmm satu rokok pun tidak bisa dinikmatinya.
Fian : sambil
tersenyum akupun bertanya “jadi intinya gimana pak Kyai?”
Kyai :”jadi, bermain
wanita itu tidak boleh karena larangan agama, akhirnya rugi dan merugikan, sama
halnya dengan minuman keras. Sedangkan rokok, jika kamu belum pernah merokok maka jangan
mencobanya, yang sudah terlanjur kemudian mau berhenti juga Alhamdulillah”
Kitapun baru
memahami apa maksud dari perkataan pak kyai, jangan langsung menyalahkan, tapi
harus berfikir dan menganalisis dahulu apa yang kita temukan dilingkungan kita,
karena hakikat dari menyalahkan sudah salah jika masalah yang dihadapi
menyimpang apalagi sampai menghina suatu kelompok, berapa banyak orangkah yang
akan tersakiti oleh perkatannya.
Comments
Post a Comment